Example 1280x250
DikbudNasional

Mendikbudristek Apresiasi Semangat Pelestarian Bahasa Daerah

×

Mendikbudristek Apresiasi Semangat Pelestarian Bahasa Daerah

Sebarkan artikel ini
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim menghadiri pembukaan FTBI di Jakarta, Kamis 2 Mei 2024. (Humas Kemendikbudristek)

Jakarta, Redaksi Rakyat – Rona bahagia terpancar dari wajah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, ketika menyaksikan penampilan pembuka dari perwakilan para peserta Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) Tahun 2024.

Dia menilai, semangat para peserta dari berbagai daerah menjadi modal berharga untuk memastikan lahirnya tunas-tunas penutur muda bahasa daerah.

Nadiem mengaku terpesona dengan penampilan peserta FTBIN yang sangat kaya menampilkan keragamanan talenta para penutur muda bahasa ibu yang penuh kreativitas.

“Satu kebanggaan bagi saya bisa kembali mendapatkan kesempatan untuk hadir di Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional atau FTBIN ini,” tuturnya dalam sambutan pembukaan FTBI di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024.

Terselenggaranya FTBI di tingkat daerah secara berjenjang, sampai ke tingkat nasional, merupakan implementasi dari Merdeka Belajar episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah.

Dalam jangka waktu empat tahun, terdapat 72 bahasa daerah di 226 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang direvitalisasi.

Selain itu, FTBI juga telah melibatkan lebih dari 9,6 juta partisipan yang terdiri dari pelajar, guru, dan pegiat bahasa daerah.

“Saya senang sekali mengetahui bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah bahasa daerah yang berhasil kita revitalisasi,” ucapnya.

Nadiem meyakini, capaian ini tentunya bukan prestasi Kemendikbudristek semata, tetapi buah dari gotong royong semua pihak dalam memajukan bahasa daerah.

Dengan program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) dan FTBI maka pelestarian bahasa daerah tidak hanya sekadar dapat terwujud, tetapi juga meningkat derajatnya melalui penggunaannya bahasa daerah secara kreatif oleh para pelajar.

Ia mengungkapkan, potensi bahasa daerah sebagai ekspresi budaya perlu terus digali dan dieksplorasi ke depannya.

Sebab, masih banyak bahasa daerah di Indonesia yang perlu diupayakan bersama dalam hal pelestarian dan pengembangannya guna mengatasi kepunahan bahasa, serta menjaga pewarisan pengetahuan lokal dari satu generasi ke generasi berikutnya.

“Tahun lalu, kita berhasil membawa bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar persidangan resmi di UNESCO. Saya yakin bahasa daerah bisa mendapatkan ruang dan kesempatan yang sama jika kita terus mendorong keberlanjutan Revitalisasi Bahasa Daerah dan FTBI,” pungkasnya.

error: Content is protected !!