Parigi Moutong, Redaksi Rakyat – Hasil kerja proyek abrasi pantai milik Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (CIKASDA) Provinsi Sulawsi Tengah, di Desa Bambalemo Ranomaisi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), mendapat sorotan dari warga dan juga aparat Desa setempat
Proyek yang diduga asal kerja itu dikhawatirkan tidak dapat bertahan lama karena tidak adanya batu pemecah ombak dalam pekerjaan tersebut. Selain itu, juga mengingat di wiliyah proyek tersebut sering terjadi ombak yang terbilang cukup besar.
“sekarang saja pondasi tanggul itu sudah terlihat di atas pasir pantai, karena mulai tergerus ombak,” ungkap Kepala Dusun (Kadus) III, Desa Bambalemo Ranomaisi, Yusran, kepada media ini, Rabu, 20 September 2023.
Sambung Yusran, hal tersebut disebabkan podasi pekerjaan sepanjang 45 meter itu hanya sedalam 50 sentimeter saja. Bahkan lanjut dia, tanggul abrasi pantai yang baru tiga bulan selesai sudah mengalami kerusakan dibeberapa titik.
Dia menyebutkan, upaya perbaikan memang telah dilakukan, Namun terlihat sebatas ditambal begitu saja menggunakan campuran semen dan cairan pengeras.
Proyek yang disebut dikerjaan Yusri, oknum pegawai Dinas Cikasda Sulawesi Tengah, juga mengalami pengurangan volume tinggi.
“Kata pelaksananya untuk menambah volume panjang pekerjaan. Dari yang semula 40 meter menjadi 45 meter,” terangnya.
Dia juga mengaku tidak tahu menahu total biaya pembangunan tanggul abrasi pantai itu. Sebab, pelaksana tidak memasang papan proyek seperti pada umumnya.
“Yang saya tahu hanya upah bagi pekerja sebesar Rp95.000 perhari,” sebut Yusran.
Sementara itu, Sekretaris Desa Bambalemo Ranomaisi, Sirman meminta Dinas Cikasda Sulawesi Tengah, untuk mencari solusi atas persoalan itu. Sehingga, pembangunan tanggul penahan abrasi pantai dapat tepat guna dan manfaat.
Minimal, diprogramkan pembuatan pemecah ombak demi menghindari berbagai kemungkinan terburuk dari hasil pekerjaan itu.
“Kami meminta agar dibuatkan pemecah ombak sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah,” tukasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Cikasda Sulawesi Tengah, Ruly Djanggola mengaku berbagai kerusakan pada proyek tanggul tersebut, telah diperbaiki.
Proses perbaikan yang baru dilaksanakan pada pekan kemarin, dikerjakan oleh pihak pelaksana karena masih masuk dalam tahap pemeliharaan.
“Itu kamaren sudah diperbaiki, tapi kalau rusak lagi karena dihantam ombak, nanti disuruh kembali penyedia perbaiki,” pungkasnya.
Penulis: Faozan Azima