Sumber : Biro Komunikasi Kemenparekraf
JAKARTA, Redaksi Rakyat – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar acara Wonderful Day with Wonderful Indonesia untuk berbagi informasi strategis kepada mitra co-branding Wonderful Indonesia seputar tren industri pariwisata tahun ini dan outlook parekraf di 2023.
Menurut Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan pandemi COVID-19 telah mengubah landscape industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih berkualitas serta berkelanjutan lingkungan. Perilaku konsumen juga ikut beradaptasi hingga muncul fenomena digital nomad.
“Melalui kegiatan ini baik pemerintah maupun teman-teman industri dapat melihat perubahan-perubahan yang terjadi di sektor pariwisata selama tahun 2022 dan memproyeksikan kemana arah pergerakkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif tahun depan. Sehingga kita mampu merumuskan kebijakan dan strategis yang tepat untuk kesejahteraan masyarakat. Terutama penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru dan berkualitas,” ujar Sandiaga Uno, Selasa, 1 November 2022.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini menjelaskan, kehadiran Wonderful Day with Wonderful Indonesia 2022, merupakan salah satu rangkaian kegiatan Wonderful Indonesia Co-Branding Network, sebuah jaringan kolaboraksi yang dibangun oleh Kemenparekraf sejak 2017.
Tujuannya, untuk melakukan akselerasi dalam memperkuat brand equity Wonderful Indonesia dengan berbagai brand swasta.
Selain membahas tren industri pariwisata 2022, dan outlook parekraf 2023, juga ada topik lainnya seperti keuangan, fast moving consumer good (FMCG), distribusi yang diisi oleh Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Ganesan Ampalavanar, Presiden Direktur Visa Worlwide Indonesia Riko Abdurrahman, Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelayaran Indonesia Yossianis Marciano, Head of Public Policy for Southeast Asia, Hong Kong, Taiwan dan India Airbnb, Mich Goh, dan Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Nia Niscaya.
“Keseluruhan pembicara merupakan mitra co-branding Wonderful Indonesia yang juga melakukan kolaborasi dan kolaboraksi dalam memperkuat brand equity masing-masing serta Wonderful Indonesia sebagai brand equity pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia,” kata Ni Made Ayu Marthini.
Dalam kesempatan ini, Airbnb sebagai salah satu mitra co-branding meluncurkan online hub khusus untuk para pekerja jarak jauh mancanegara yang ingin tinggal dan bekerja dari Bali.
Beragam informasi penting dihadirkan dalam hub tersebut, diantaranya visa dan persyaratan masuk hingga pilihan akomodasi unik yang tidak hanya terletak di daerah, yang sudah dikenal. Namun juga di area terpencil. Hub tersebut dapat diakses melalui www.airbnb.com/liveandworkanywherebali.
Sebagai bagian dari kemitraan Live and Work Anywhere ini, Airbnb akan melanjutkan kemitraan dengan Kemenparekraf untuk mendorong kampanye edukasi agar mempromosikan perjalanan yang lebih bertanggung jawab.
“Dengan dibukanya kembali perjalanan internasional, Indonesia kini sudah siap untuk menyambut wisatawan dari seluruh dunia, termasuk digital nomad yang ingin tinggal lebih lama dan melakukan pekerjaan jarak jauh dari Indonesia. Kami percaya bahwa kemitraan berkelanjutan kami dengan Airbnb akan membantu meningkatkan ketertarikan wisatawan terhadap Bali, dan mendorong Indonesia untuk menjadi destinasi luar biasa yang menjadi pilihan pertama pekerja jarak jauh, sekaligus meyakinkan wisatawan untuk terus menjelajahi daerah-daerah yang masih kurang dikenal di seluruh penjuru Pulau Bali,” katanya.
Kepala Bagian Kebijakan Publik Airbnb untuk wilayah Asia Tenggara, India, Hong Kong, dan Taiwan, Mich Goh menyampaikan, melalui kemitraan dengan Kemenparekraf ini diharapkan mampu memudahkan jutaan pekerja jarak jauh dari seluruh dunia untuk menemukan ekosistem bekerja jarak jauh serta penawaran menarik yang bisa diberikan oleh Bali.
“Seiring dengan kembalinya perjalanan internasional dan bekerja jarak jauh menjadi norma baru, muncullah peluang yang signifikan untuk menarik segmen wisatawan baru, yaitu para wisatawan jangka panjang, untuk mendiversifikasi kunjugan ke daerah-daerah yang masih kurang dikenal, seperti ke area Banjar dan Kepulauan Nusa (Penida, Lembongan, dan Ceningan), dan menghasilkan peluang ekonomi yang lebih besar untuk lebih banyak penduduk lokal dibandingkan sebelumnya,” tandasnya.