Example 1280x250
KesehatanNasional

Wapres Minta Dukungan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah Tangani Stunting

×

Wapres Minta Dukungan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah Tangani Stunting

Sebarkan artikel ini
Wapres Minta Dukungan Penyuluh Agama, Da'i, dan Da'iyah Tangani Stunting
Wapres K.H. Ma'ruf Amin. (Foto: BPMI Setwapres)

Sumber : BPMI Setwapres

JAKARTA, Redaksi Rakyat – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin meminta dukungan kepada para Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam percepatan penurunan Stunting.

Menurut Wapres Ma’ruf, para Penyuluh Agama memiliki kekuatan besar dan masif dalam memberikan pengaruh yang signifikan untuk mengubah perilaku masyarakat melalui peran dan kontribusinya sebagai sumber ilmu atau Manbaul’ulum, pendidik atau Murabbi, penggerak atau Muharrik, serta tauladan atau Uswatun Hasanah.
Dia menilai, dengan jumlah 50.232 orang di seluruh Indonesia, para Penyuluh Agama memiliki peran strategis dalam mendukung upaya percepatan penurunan Stunting.

Contohnya, melalui Khotbah, Ceramah, dan Taushiyah untuk mengajak masyarakat dalam mempercepat upaya penurunan Stunting dengan mengajak masyarakat menerapkan pola hidup sehat. Selain itu, mengimbau para ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, menekankan pentingnya makan makanan yang bergizi, dan perlunya meminum tablet tambah darah.

“Sehingga anak-anak balita tidak mengalami Stunting,” ujar Wapres Ma’ruf selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting saat memberikan arahan dalam kegiatan Halaqoh Nasional Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah di Istana Wakil Presiden, Kamis, 6 Oktober 2022.

Menurutnya, pendekatan keagamaan sangat penting untuk menyampaikan pesan-pesan penurunan Stunting, karena masyarakat Indonesia yang mayoritas merupakan umat Muslim. Apalagi, umat Muslim menjadikan agama sebagai landasan hidup yang menentukan tujuan hingga praktik kehidupan sehari-hari. Sehingga banyak masalah dapat diselesaikan dengan pendekatan keagamaan.

Dia juga menyampaikan lima hal penting kepada para Penyuluh Agama dalam menurunkan Stunting, yaitu mengajak masyarakat untuk hidup sehat dan bersih, mengajak masyarakat untuk makan makanan yang bergizi, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi di bawah dua tahun.
Selanjutnya mengajak masyarakat melakukan pengasuhan keluarga yang baik kepada anak-anak, mengimbau pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, makanan pendamping ASI setelah enam bulan, konsumsi tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil. Terakhir, mengedukasi kepada masyarakat, bahwa perkawinan harus dilakukan oleh pasangan yang sudah berusia matang, baik secara fisik, psikologis, spiritual, maupun ekonomi.

“Saya optimis, jika lima pesan ini disampaikan, Insya Allah kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap Stunting semakin meningkat. Sehingga kasus Stunting di masyarakat bisa dicegah dan angka Stunting bisa diturunkan secara signifikan,” katanya.

Kegiatan Halaqoh Nasional pelibatan Penyuluh Agama, Da’i dan Da’iyah untuk mendukung percepatan penurunan Stunting dihadiri secara luring oleh 24 orang perwakilan Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) dan para Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama dari 12 provinsi prioritas percepatan penurunan Stunting.
Hadir pula dalam kegiatan ini pimpinan perwakilan organisasi masyarakat Islam tingkat pusat.

Sedangkan peserta yang mengikuti secara daring diikuti oleh lebih dari 25 ribu orang Penyuluh Agama, Da’i, Da’iyah, penghulu KUA, Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Kantor Wilayah BKKBN seluruh Indonesia, serta perwakilan dari kementerian maupun lembaga.

error: Content is protected !!