Example 1280x250
Nasional

Penataan Kawasan Mangrove Tahura Bali Dirampungkan

×

Penataan Kawasan Mangrove Tahura Bali Dirampungkan

Sebarkan artikel ini
Penataan Kawasan Mangrove Tahura Bali Dirampungkan
Penataan kawasan mangrove Tahura Ngurah Rai Bali yang dilaksanakan Kementerian PUPR menjelang pelaksanaan KTT G20, Selasa, 30 Agustus 2022. (Foto: dok Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)

Sumber : Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR

BALI, Redaksi Rakyat Menjelang Presidensi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Provinsi Bali, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah merampungkan penataan kawasan mangrove Tahura Ngurah Rai. Penataan kawasan tersebut akan digunakan sebagai showcase mangrove bagi para pimpinan negara delegasi yang hadir.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 tahun ini, nantinya akan mengambil tema besar, yaitu recover together, recover stronger.

“Bali yang akan menjadi pusat lokasi penyelenggaraan KTT G20 akan dibuat lebih ramah lingkungan melalui kegiatan pembenahan infrastuktur kawasan yang didukung dengan penghijauan yang masif,” ujar Menteri Basuki dalam siaran persnya, Selasa, 30 Agustus 2022.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bali I Nyoman Sutresna mengatakan, pekerjaan penataan di sekitar kawasan Waduk Muara Nusa Dua tersebut saat ini sudah hampir selesai.

“Untuk di area utama mulai dari Monumen G20, parkir Kepala Negara, area beji, bangunan pendopo wantilan, jalur tracking mangrove, dan area persemaian mangrove tinggal pekerjaan finishing. Rencananya akan mulai dilaksanakan gladi atau simulasi persiapan acara sekitar akhir Agustus atau awal September 2022,” kata Sutresna.

Sedangkan untuk area Mangrove Information Center (MIC), menurutnya masih dalam tahap penyelesaian konstruksi melingkupi bangunan area ticketing, track pejalan kaki, menara pandang, dan viewing deck Tanjung Benoa. Namun, yang menjadi tantangan dalam penataan kawasan nangrove Tahura Ngurah Rai, yakni dalam pelaksanaan konstruksi tidak diperkenankan merusak kondisi lingkungan sekitar.

“Sehingga dalam pelaksanaannya kami meminimalkan penggunaan alat berat, termasuk dalam pemasangan pancang dengan metode manual agar tidak merusak akar pohon mangrove,” katanya.

Dalam penataan kawasan mangrove tersebut, Kementerian PUPR juga membangun fasilitas pembibitan dan persemaian mangrove yang terdiri dari tiga fasilitas bangunan, yaitu Production House Area untuk penanaman bibit, Germination House Area untuk pengembangan bibit hingga menjadi tunas/kecambah, dan area persemian (open growth area) untuk mangrove yang sudah setinggi 30-50 cm.

“Area persemaian yang dibangun sepanjang 850 meter diperkirakan dengan total satu siklus semai sebanyak 1,8 juta pohon. Dalam satu tahun direncanakan bisa tiga kali semai, untuk teknis pengelolaannya akan dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” jelasnya.

Sedangkan konstruksi penataan kawasan mangrove Tahura Ngurah Rai dilaksanakan oleh PT Adhi Karya dengan total nilai kontrak sebesar Rp105 miliar dan konsultan PT Virama Karya.