Penulis : Roy Lasakka Mardani
Redaksi Rakyat – Masa waktu pencarian empat orang korban hilang akibat banjir di Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, bertambah 3 hari.
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Palu, pencarian keempat korban banjir di Desa Torue telah memasuki hari ketujuh pada Rabu besok.
Menurut Kepala Seksi Operasi Basarnas Palu, Andi Sultan, Pemerintah Daerah (Pemda) setempat telah menyampaikan permintaan untuk penambahan masa waktu pencarian keempat korban.
Menindaklanjuti hal itu, dia telah menyampaikan dan telah mendapat persetujuan dari pimpinannya Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Andrias Hendrik Johannes.
Hanya saja, penambahan masa waktu pencarian keempat korban banjir di Desa Torue tersebut harus diperkuat dengan adanya Surat Keputusan (SK) dari Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu.
“Secara lisan, permintaan penambahan masa waktu pencarian hingga 10 hari sudah disetujui pimpinan kami. Tapi harus disertai dengan persetujuan secara tertulis lagi. Dan kami masih menunggu, kemungkinan besok sudah ada,” ujar Andi Sultan melalui sambungan telepon, Selasa, 2 Agustus 2022.
Terkait pencarian di hari keenam, tim SAR gabungan telah melakukan penyisiran melalui laut hingga memasuki kawasan perairan Kecamatan Parigi.
Sedangkan penyisiran laut di bagian selatan, tim SAR gabungan telah melakukan pencarian hingga memasuki perairan Kecamatan Sausu.
Begitu pula dengan pencarian di sekitar muara dan puing-puing rumah korban, telah dilakukan pencarian. Namun, belum membuahkan hasil.
Menurutnya, pencarian di hari ketujuh besok tetap dilakukan disekitar kawasan yang sudah disisir sebelumnya.
Sebab, berdasarkan pengamatan terhadap situasi arus air laut, diperkirakan korban masih berada di sekitar kawasan tersebut.
Hal yang menjadi kekhawatirannya, para korban tertimbun lumpur atau puing-puing tembok bangunan rumah yang roboh ke laut.
Secara logika, kata dia, tim SAR gabungan telah melakukan pembongkaran terhadap puing-puing tembok rumah yang roboh, dan akan tercium bau menyengat jika di sekitar lokasi tersebut terdapat jenazah para korban.
Bahkan, pencarian yang dilakukan dengan penyisiran sepanjang pesisir pantai juga telah dilakukan tim SAR gabungan. Tapi belum membuahkan hasil.
“Yang kami khawatirkan itu, para korban tertimbun lumpur dibawa air. Jika tertimbun lumpur, jenazah korban sulit diketahui,” katanya.
Khusus personel, kata dia, tetap dengan jumlah seperti sebelumnya yang juga melibatkan nelayan setempat.
“Korban yang kami ada empat orang, tetapi dari keempat korban belum ada kami temukan tanda-tanda keberadaannya. Semoga di pencarian besok akan membuahkan hasil,” tandasnya.