Example 1280x250
Nasional

Kronologi dan Penyebab Kapal Pertamina Dicegat Greenpeace Denmark

×

Kronologi dan Penyebab Kapal Pertamina Dicegat Greenpeace Denmark

Sebarkan artikel ini
Kronologi dan Penyebab Kapal Pertamina Dicegat Greenpeace di Denmark
Kapal VLCC Pertamina Pride, di Teluk Semangka, Lampung. (Foto: doc Pertamina)

Sumber Artikel : Kompas.com

Redaksi Rakyat Akitivis Greenpeace menghentikan dua kapal tanker minyak di laut lepas pantai Denmark, Kamis, 31 Maret 2022. Satu dari kedua kapal yang dicegat tersebut merupakan kapal Pertamina Prime. Adapun kapal lainnya merupakan kapal tanker minyak Seaoath yang membawa 100.000 ton minyak dari Rusia. Keduanya diketahui akan melakukan transfer minyak.

Pertamina Prime merupakan kapal tanker Very Large Crude Carrier (VLCC) dengan kapasitas angkut mencapai 2 juta barrel.

Kapal ini milik PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina International Shipping (PIS). Dengan menggunakan kayak dan berenang, 11 aktivis Greenpeace yang fokus pada isu lingkungan itu mengadang kedua kapal tanker tersebut. Mereka mencoba untuk menghalangi transfer minyak antar keduanya.

Kronologi penyegatan Kapal Pertamina

Dilansir dari France 24, sebelas 11 aktivis telah berenang dan berlayar menggunakan kayak menuju ke perairan es di Frederikshavn, Denmark untuk mencegah transfer minyak dari kapal tanker minyak Seaoath ke kapal Pertamina. Aksi tersebut dilaporkan dilakukan pada Kamis (31/3/2/2022) pada pukul 11.00 waktu setempat.

“Pukul 11:00 waktu setempat (09.00 GMT), para aktivis mulai memblokade supertanker Pertamina Prime dan mencegah Seaoath dengan mendekatinya dan memblokir transfer minyak,” kata juru bicara Greenpeace Emma Oehlenschlager.

Saat itu, kapal tanker minyak Seaoath membawa 100.000 ton minyak mentah dari Rusia dan hendak melakukan transfer minyak ke kapal Pertamina, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Data pelacakan kapal yang dilakukan oleh Greenpeace dan Refinitiv mencatat bahwa Trafigura telah menyewa kapal tanker minyak Seaoath yang memuat minyak mentah Rusia. Trafigura merupakan salah satu perusahaan perdagangan komoditas independen dan logistik yang terkemuka di dunia.

Kendati demikian, Trafigura menolak untuk memberikan komentar terkait pengiriman tersebut.

Sebaliknya, pihaknya justru mengutuk perang di Ukraina. Lebih lanjut, Trafigura mengatakan tidak melakukan bisnis minyak dan gas baru di Rusia. Mereka hanya mematuhi kontrak yang telah disepakati sebelum invasi Rusia ke Ukraina. Adapun kapal milik Pertamina diketahui akan berlayar menuju ke China usai melakukan transfer minyak.

Kendati demikian, transfer minyak antar kedua kapal tersebut dicegah oleh para aktivis Greenpeace. Mereka mendekati kedua kapal dan berlayar diantara kedua kapal raksasa tersebut.

Bahkan beberapa aktivis juga membawa spanduk yang menyerukan untuk menghentikan perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina. Sebelumnya, para aktivis Greenpeace telah menyerukan embargo terhadap minyak asal Rusia menyusul invasi negeri Beruang Merah itu ke Ukraina.

Penyebab penyegatan Kapal Pertamina

Para aktivis Greenpeace mengutuk perang yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Mereka mengecam perang tersebut dan berupaya untuk melakukan embargo minyak. Salah satu aktivis Greenpeace berpendapat bahwa membeli minyak di Rusia sama halnya dengan mendukung perang yang terjadi di Ukraina.

“Sangat memalukan bahwa kami terus mendanai perang dengan membeli bahan bakar fosil Rusia. Ini terjadi di Denmark. Mereka seharusnya tidak diizinkan berada di sini,” kata Martner, salah satu aktivis Greenpeace.

Dilansir dari laman remsi Greenpeace, Sune Scheller selaku kepala Greenpeace mengatakan bahwa membeli minyak ke Rusia merupakan akar yang menyebabkan krisis konflik dan parang di Ukraina terus terjadi.

“Jelas bahwa bahan bakar fosil dan uang yang mengalir ke dalamnya adalah akar penyebab krisis iklim, konflik, dan perang, sehingga menyebabkan penderitaan besar bagi orang-orang di seluruh dunia,” tuturnya.

“Pemerintah seharusnya tidak memiliki alasan untuk terus membuang uang dengan membeli bahan bakar fosil Rusia yang menguntungkan segelintir orang dan memicu perang di Ukraina,” imbuhnya.

299 Kapal membawa minyak dari Rusia

Sebelumnya, aktivis Greenpeace mengatakan telah melacak 299 kapal tanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia melancarkan perang yang disebut mereka sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina (24/2/2022).

“Dari jumlah itu (299 kapal), 132 menuju ke Eropa,” imbuh Scheller. Perang antara Rusia ke Ukraina sempat dikecam oleh sejumlah negara di dunia. Beberapa negara bahkan menjatuhkan sanksi ke Rusia atas tindakannya. Uni Eropa dan sekutunya salah satunya. Mereka telah menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia, termasuk membekukan aset bank sentralnya.

Namun Uni Eropa hingga saat ini belum menjatuhkan sanksi terhadap minyak dan gas Rusia lantaran masih menggantungkan minyak dan gas Rusia.

Sementara Amerika Serikat dan Inggris telah mengambil langkah untuk melarang impor minyak Rusia. Untuk diketahui, Rusia merupakan pemasok bahan bakar fosil terbesar ke Uni Eropa dan pada 2021.

error: Content is protected !!