Example 1280x250
Daerah

Parimo Didominasi Bencana Banjir dan Longsor

×

Parimo Didominasi Bencana Banjir dan Longsor

Sebarkan artikel ini
Parimo Didominasi Bencana Banjir dan Longsor
Wabup Parimo H. Badrun Nggai bersama Kepala Kantor Basarnas Palu Andreas Hendrik Johannes saat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan usai kegiatan Rakorsarda yang dilaksanakan di Parigi, Senin, 28 Maret 2022. (Foto: Wahab Usman)

Penulis : Wahab Usman | Editor : Roy Lasakka

Redaksi Rakyat Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Palu menyebut Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, didominasi dengan bencana banjir dan tanah longsor.
Apalagi, belum lama ini lima desa di Kecamatan Taopa dan Moutong diterjang banjir hingga mengakibatkan warga terdampak terpaksa mengungsi.
Hal tersebut berdasarkan data yang dimiliki Kantor Basarnas Palu terhadap bencana alam yang terjadi di Kabupaten Parimo setiap tahunnya.

Tidak hanya bencana banjir dan longsor, kasus kecelakaan di laut juga masih sering terjadi di Kabupaten Parimo.

“Berdasarkan data kami, Kabupaten Parimo didominasi dengan bencana banjir dan longsor. Begitu juga dengan kasus kecelakaan di laut seperti nelayan hilang,” ujar Kepala Kantor Basarnas Palu, Andrias Hendrik Johannes, kepada sejumlah wartawan usai menghadiri rapat koordinasi SAR daerah (Rakorsarda) yang dilaksanakan di salah satu hotel di Parigi, Senin, 28 Maret 2022.

Berkaitan dengan itu, sehingga dilaksanakannya Rakorsarda yang bertujuan membangun sinergitas antara Basarnas, TNI-Polri, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkup Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parimo, dan organisasi kepemudaan maupun masyarakat yang masuk dalam kategori potensi SAR.
Nantinya, akan dibentuk tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI-Polri, OPD terkait dilingkup Pemda Kabupaten Parimo bersama potensi SAR.

Tugas dari tim SAR gabungan ini, nantinya akan melaksanakan operasi SAR ketika terjadi kecelakaan di laut dan bencana alam atau kondisi yang membahayakan manusia.
Hal itu sejalan dengan arahan Basarnas pusat yang menyebut penyelenggaraan operasi SAR harus melibatkan pihak-pihak terkait lainnya.

“Ketika melaksanakan operasi SAR, baik di bencana alam atau pencarian nelayan hilang di laut, yang tampak itu tim SAR gabungan bukan Basarnas,” katanya.

Hal itu, juga berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Rakorsarda yang bertujuan membantu Pemda Kabupaten Parimo ketika terjadi bencana alam maupun pencarian nelayan hilang di laut.
Dijelaskannya, untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laut, pihaknya terus berupaya untuk mensosialisasikan pentingnya melihat kondisi cuaca atau dengan cara mengupdate informasi kondisi cuaca terkini melalui BMKG.
Menurutnya, kecelakaan di laut tidak dapat diketahui, sehingga seminimal mungkin terus memberikan imbauan kepada masyarakat.
Begitu pun jika mendapatkan informasi adanya kejadian orang hilang di laut maupun di sungai, sesegera mungkin melaporkannya.

“Agar secepat mungkin dilakukan upaya pencarian dan pertolongan,” tandasnya.

error: Content is protected !!