Penulis : Roy Lasakka
Redaksi Rakyat – Sanggar Seni Kutora SMAN 1 Parigi di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, binaan Kami Gie Art di kegiatan seni pertunjukan bertajuk Pentas Awal (PENA) menampilkan legenda cerita rakyat, yang dalam Suku Kaili disebut Tasi Kodi, yang artinya Laut Kecil.
“Ini upaya kami untuk memasyarakatkan seni dan kebudayaan di Kabupaten Parimo,” ujar Ketua Sanggar Seni Kutora SMAN 1 Parigi, Amanda Dwi Lestari, yang ditemui usai kegiatan seni pertunjukan PENA pada Sabtu malam, 18 Desember 2021,
Dia mengatakan, kegiatan yang diberi nama Pentas Awal (PENA) ini, merupakan agenda tahunan Sanggar Seni Kutora SMAN 1 Parigi.
Selain itu, kegiatan ini, juga sebagai sarana menampilkan pementasan seni yang wajib dilaksanakan bagi anggota baru Sanggar Seni Kutora.
Selain seni teaterikal, kata dia, kegiatan ini, turut menampilkan seni tari dan musik kreasi atau perpaduan musik tradisional dan modern.
“Alhamdulillah, kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari sekolah,” ucap Amanda Dwi Lestari, yang akrab disapa Manda.
Dia menambahkan, kegiatan ini sebagai upaya menunjukan kepada generasi muda milenial lainnya akan pentingnya mengetahui kebudayaan di Tanah Kaili.
Menurutnya, berkesenian dan mengetahui kebudayaan itu, keren.
“Masih banyak generasi muda milenial yang belum mengetahui adat dan istiadat serta kebudayaan, khususnya kisah legenda di Tanah Kaili. Kisah legenda Tasi Kodi merupakan salah satu cerita rakyat yang wajib dipertahankan dan penting untuk diketahui semua orang,” tandasnya.
Olehnya, ia berharap, kegiatan ini sebagai bentuk sarana untuk meningkatkan sumber saya bagi setiap anggota Sanggar Seni Kutora.
Selain itu, juga sebagai sarana untuk mengkampanyekan berkesenian dan mengetahui kebudayaan adalah hal yang penting.
“Berkesenian dan mengetahui kebudayaan, khususnya di Kabupaten Parimo penting,” pungkasnya.
Pemerhati seni budaya di Kabupaten Parimo, Sri Nur Rahma, S.Sos., M.Si, mengatakan kegiatan yang dilaksanakan Sanggar Seni Kutora merupakan hal yang positif, khususnya kalangan pelajar dan siswa maupun siswi di SMAN 1 Parigi.
Dia mengaku sangat mengapresiasi, karena menurutnya para siswa maupun siswa yang tergabung dalam Sanggar Seni Kutora SMAN 1 Parigi mampu mengimplementasikan karyanya, yang hanya didapatkan secara otodidak.
Dia berharap, kegiatan yang mengangkat sebuah kebudayaan di Kabupaten Parimo ini dapat ditiru siswa dan siswi lainnya, khususnya kalangan remaja.
Menurutnya, karya yang ditampilkan oleh siswa dan siswi di Sanggar Seni Kutora dapat bersaing, baik di level kabupaten maupun provinsi.
“Saya juga berharap kegiatan seni seperti ini mampu ditularkan kepada remaja lainnya, agar terhindar dari narkoba,” tandasnya.