Penulis : Novita
Redaksi Rakyat– Sebanyak 1.000 lebih peserta didik di SMA Negeri 1 Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, telah menjalani vaksinasi, guna mencegah penyebaran virus Covid-19 pada pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
“Kami sangat berterima kasih karena tidak susah lagi mencari tempat untuk vaksinasi peserta didik. Melalui vaksinasi massal pelajar oleh Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sulawesi Tengah,” ungkap Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Parigi, Abdul Muis, saat ditemui di Parigi, Selasa 19 Oktober 2021.
Dia mengatakan, jumlah peserta didik di SMAN 1 Parigi 1.024 orang, tercatat sebanyak 229 orang menjalani vaksinasi secara mandiri. Kemudian, 200 orang lebih mendapatkan suntikan vaksin melalui Puskesmas dan Polsek.
Olehnya, sudah sekitar 50 persen peserta didik telah melakukan vaksinasi. Kemudian, dari pihak BIN pun menawarkan melakukan sisanya 50 persen lagi. Menurut dia, terdapat sekitar 10 persen orang tua menolak untuk dilakukan vaksinasi terhadap anakanya.
Nantinya untuk yang menolak proses vaksinasi akan dilakukan pendekatan secara persuasif dan pemahaman agar supaya orang tua memberi izin untuk vaksinasi.
“Kami dari pihak sekolah juga tidak bisa memaksa, karena mereka punya hak untuk menolak vaksinasi ini,” tegasnya.
Jika nantinya persentasi peserta didik yang telah di vaksin mencapai 100%, PTM secara penuh akan segera dilaksanakan kembali.
Pihak sekolah juga berusaha untuk Herd Immunity agar nantinya tidak ada keraguan untuk melakukan segala kegiatan ataupun tatap muka di sekolah.
Tidak hanya siswa tambah dia, namun sebagian besar tenaga pengajar juga telah melakukan vaksin. Hal ini lanjut Abdul Muis, terus diupayakan agar nantinya secara menyeluruh tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Parigi dapat menjalani vaksinasi demi kebaikan bersama.
Dia menuturkan, metode yang dilakukan untuk pembelajaran terbatas saat ini, yaitu lakukan pembagian dua grup kelas, 50 persen kelas A dan 50 pesmrsen lagi kelas B.
“Jadi, hari Senin itu masuk semua grup A dan hari Selasa masuk kelas B, dan begitu seterusnya baik itu kelas X, XII, dan XII, jelasnya.
Dalam proses pembelajaran terbatas, sebagian peserta didik antusias, dan ada juga yang tidak mengikuti proses pembelajaran, sebab belum diberikan izin oleh orang tuannya karena anaknya dalam keadaan sakit. Sehingga, proses pembelajaran dilakukan secara daring.
“Kami merasa lega dengan divaksinnya seluruh peserta didik sehingga nantinya pembelajaran tatap muka berjalan lancar,” ucapnya.
Diharapkan kedepan, usai vaksinasi tahap pertama ini, akan dilanjutkan dengan tahap kedua oleh BIN sekitar bulan November.
“Kami tinggal menunggu informasi dari BIN sebagai pelaksana vaksinasi massal pelajar,” pungkasnya