Example 1280x250
DaerahKesehatan

Kadinkes Sulteng Ungkap Faktor Penyebab Capaian Vaksinasi Parimo Rendah

×

Kadinkes Sulteng Ungkap Faktor Penyebab Capaian Vaksinasi Parimo Rendah

Sebarkan artikel ini
Foto : Istimewah

Penulis: Novita

REDAKSI RAKYAT Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes), Provinsi Sulawesi Tengah, I Komang Adi Sujendra mengatakan, ada beberapa faktor realisasi capaian pelaksanaan vaksinasi di Parigi Moutong (Parimo) sangat rendah, diantaranya faktor jumlah penduduk sangat besar dan letak geografis wilayah setempat.

“Untuk Parimo, kenapa baru sekian persen karena sebaran penduduk sangat luas, letak wilayah yang panjang dan jumlah penduduk sangat besar. Tidak masalah sebenarnya, karena kami memaklumi itu,” jelas I Komang Adi saat dihubungi, Sabtu (11/9/2021).

Dia mengatakan, soal pelaksanaan vaksinasi memang target sasaran telah ditetapkan oleh pemerintah pusat, dan setiap daerah berbeda-beda, tergantung besarnya kepadatan penduduk dalam sebuah wilayah.

Sama halnya kata dia, di Sulawesi Tengah sasaran vaksinasinya pun berbeda-beda antar kabupaten/kota, termasuk Parimo yang diketahui merupakan salah satu wilayah dengan jumlah penduduk sangat besar.

Dia memastikan, Parimo akan menghadapi tantangan cukup berat karena memiliki wilayah dengan bentangangan sangat panjang, mulai dari Moutong hingga Sausu. Bahkan, sebaran penduduk dalam satu kecamatan atau desa pun berbeda-beda, misalnya antara Sausu dan Torue. Sehingga, kecepatan capaian vaksinasinya tidak semudah wilayah yang sebaran penduduknya berkumpul secara merata seperti di Kota Palu.

“Kalau Kota Palu itu kenapa capaiannya lebih tinggi, karena penduduknya kumpul, dan kalau buat pos vaksinasi juga gampang,” kata dia.

Kemudian, jumlah capaian vaksinasi juga tergantung dari tenaga vaksinator dan ketersediaan vaksin.

Terkait ketersediaan vaksin lanjut dia, memang sebelumnya sempat terganggu untuk pendistribusian dari pemerintah pusat. Apalagi, perlu diketahui vaksinasi bukan hanya dilakukan oleh dinas terkait saja, namun juga dilakukan secara bersama antara pemerintah, TNI dan Polri, bahkan kedepan akan tetap seperti itu.

“Tapi sudah mulai lancar sekitar bulan Agustus kemarin, dan mulai didistribusikan ke seluruh wilayah. Namun hasilnya untuk mencapai 40 persen dan seterusnya tidak semudah itu,” ujarnya.

Pendistribusian dari pemerintah pusat disebutnya, pun sudah berjudul nama-nama daerahnya masing-masing, bukan lagi diatur atau ditentukan oleh pemerintah provinsi. Namun, jika vaksin di kabupaten dapat segera  dihabiskan, tidak menutup kemungkinan akan diberikan penambahan.

Dia menyarankan, disamping persoalan ketersediaan vaksin, tenaga vaksinator pun dioptimalkan dengan memanfaatkan relawan seperti di Kota Palu. Bahkan, harus terus meningkatkan kerjasama dengan TNI serta Polri.

Selanjutnya meningkatkan sasaran vaksinasi pada usia remaja atau anak sekolah, apalagi proses pembelajaran tatap muka akan dimulai. Sasaran itu, dapat dijangkau saat berada disatuan pendidikan atau mengunjungi rumah-rumah peserta didik, sehingga dapat mencapai target perharinya.

“Vaksinasi ini dicanangkan pada Januari, dan baru dimulai pada bulan Februari 2021. Sasarannya kemarin baru tenaga kesehatan, berjalanan kurang lebih dua bulan. Lalu disusul lagi pelayanan publik, memakan waktu juga. Jadi untuk capaian lainnya terlihat kecil,” pungkasnya.

error: Content is protected !!